fbpx
Peningkatan Kinerja Drainase di Wilayah Rawan Banjir

Pendahuluan

Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di berbagai wilayah, khususnya di daerah perkotaan yang mengalami pertumbuhan pesat tanpa perencanaan tata ruang yang matang. Salah satu penyebab utama banjir adalah sistem drainase yang tidak memadai. Drainase yang buruk tidak mampu menampung dan mengalirkan air hujan secara efisien, sehingga menyebabkan genangan bahkan banjir yang merugikan masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan kinerja sistem drainase menjadi salah satu langkah strategis dalam mengurangi risiko banjir, terutama di wilayah yang secara historis rawan terhadap bencana ini.

Permasalahan Drainase di Wilayah Rawan Banjir

Wilayah rawan banjir umumnya memiliki berbagai masalah yang berkaitan dengan sistem drainase, di antaranya:

  • Kapasitas Saluran yang Tidak Memadai: Banyak saluran drainase dirancang untuk kondisi masa lalu yang tidak memperhitungkan peningkatan volume air akibat urbanisasi.
  • Penyumbatan oleh Sampah dan Sedimen: Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya serta minimnya perawatan rutin menyebabkan saluran sering tersumbat.
  • Desain dan Tata Letak yang Buruk: Beberapa saluran drainase dibangun tanpa memperhatikan kemiringan atau arah aliran yang tepat.
  • Alih Fungsi Lahan dan Minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH): Lahan resapan yang berubah menjadi kawasan beton menyebabkan air hujan tidak terserap ke tanah dan langsung mengalir ke drainase.

Strategi Peningkatan Kinerja Drainase di Wilayah Rawan Banjir

Untuk mengatasi masalah tersebut, beberapa strategi dapat diterapkan:

  1. Perbaikan dan Rehabilitasi Infrastruktur
    • Melakukan normalisasi dan pelebaran saluran drainase yang ada.
    • Mengganti material drainase dengan bahan yang lebih tahan lama dan tidak mudah rusak.
    • Menyesuaikan kapasitas drainase dengan proyeksi curah hujan ekstrem di masa depan.
  2. Pembersihan dan Perawatan Berkala
    • Menjadwalkan pembersihan saluran minimal sebulan sekali, khususnya saat musim hujan.
    • Melibatkan petugas kebersihan dan juga partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan drainase.
  3. Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan
    • Menerapkan sistem Drainase Berwawasan Lingkungan (Sustainable Drainage System/SuDS) seperti sumur resapan, biopori, dan kolam retensi.
    • Memanfaatkan teknologi digital untuk pemantauan aliran air dan deteksi dini potensi banjir.
  4. Pendidikan dan Keterlibatan Masyarakat
    • Sosialisasi pentingnya menjaga saluran air dari sampah rumah tangga.
    • Program gotong royong untuk membersihkan drainase secara rutin.
  5. Penguatan Regulasi dan Penegakan Hukum
    • Menetapkan aturan tegas terhadap pembangunan yang menutup saluran air.
    • Mewajibkan pengembang menyediakan sistem drainase internal dalam proyek perumahan atau komersial.

Penutup

Peningkatan kinerja drainase bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan kolaborasi antara masyarakat, dunia usaha, dan akademisi. Penanganan banjir secara berkelanjutan hanya dapat tercapai jika sistem drainase dirancang, dikelola, dan dijaga secara terpadu. Dengan strategi yang tepat dan komitmen bersama, wilayah rawan banjir dapat bertransformasi menjadi kawasan yang lebih aman dan tangguh terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

Jika anda tertarik dengan Drainase bisa kunjungi website kami dengan cara klik disini!

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *